Sabtu, 17 November 2012

mantra jangjawokan


JANG JAWOKAN/AJIMANTRA DALAM KEBUDAYAAN SUKU SUNDA
JANG JAWOKAN adalah suatu bacaan mantra,jampi, asihan, singlar, jangjawokan, rajah, ajian, dan pelet yg ada dalam budaya masyarakat sunda.
pertama kita ulas dulu kata MANTRA perkataan atau ucapan yang mendatangkan daya gaib (misal dapat menyembuhkan, mendatangkan celaka, dan sebagainya);susunan kata berunsur puisi (seperti rima, irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.MANTRA dibagi menjadi 7 bagian yaitu jampe jampi, asihan pekasih, singlar pengusi, jangjawokan jampi, rajah ‘kata-kata pembuka jampi, ajian ,ajian/jampi ajian kekuatan’, dan pelet ‘guna-guna. ketujuh bagian tersebut dapat dikelompokkan ke dalam mantra putih ‘white magic dan mantra hitam black magic.adapun pembagian tersebut berdasakan maksud dan tujuan mantra itu sendiri, mantra putih digunakan untuk kebaikan sedangkan mantra hitam digunakan untuk kejahatan.
- Mantra adalah kata2 yang penuh arti dan rahasia sifatnya, serta mempunyai maksud dan kekuatan tertentu
( G. Pudja , Wedaparikram)
- Mantra adalah doa yang merupakan rumus-rumus, yang terdiri atas suatu rangkaian kata-kata ghaib, yang dianggap mengandung kekuatan, dan kesaktian untuk mencapai secara otomatis, apa yang dikehendaki oleh manusia. Seringkali diucapkan dalam bahasa yang tidak dipahami oleh sebagian besar orang2 didalam masyarakat karena menggunakan bahasa kuno atau bahasa asing. Memang justeru karena itulah yang memberikan suasana ghaib dan keramat.
(Koentjaraningrat, beberapa pokok Antropologi Sosial, 1981).
- Bahwa Japa, Mantra, Donga, Sidikara, Aji-aji, artinya hampir sama. Yaitu berupa kata-kata atau kalimat yang dianggap memiliki kekuatan ghaib. Formulasi mantra dan doa itu umumnya disebut dengan Rapal. Membaca Rapal dengan bersuara disebut dengan Ngemelake Rapal. sedangkan membaca Rapal dalam hati disebut dengan Matek Rapal.
Rapal yang di Mel kan atau di Watek dapat ditujukan kepada : Tuhan, Diri sendiri, Orang lain, Barang, Mahluk Halus.Rapal yang ditujukan kepada Tuhan umumnya dimaksudkan untuk memohon kepada Tuhan agar tercapai apa yang dicita-citakan.Rapal yang ditujukan kepada diri sendiri dimaksudkan agar memiliki Daya Kekuatan Ghaib, memiliki Kekuatan luar Biasa (kesaktian), atau agar dapat memiliki kemampuan untuk menguasai orang lain.
Rapal yang ditujukan kepada Benda atau Barang, dimaksudkan untuk memasukkan atau menghilangkan daya kekuatan ghaib dari barang itu. Rapal yang ditujukan kepada Mahluk halus, dimaksudkan untuk menghadirkan mahluk Halus agar dimintai pertolongan atau untuk mengusir mahluk halus lain supaya tidak mengganggu dan tidak mendatangkan kerugian pada manusia. (S. Padmosoekotjo, Ngengrengan Kasusastraan Jawa II)
- Deskripsi penggunaan dan kegunaan Mantra terdapat pada naskah : Sastra Parwa, Ramayana, Bharata Yudha, Smaradahana, Sumanasantaka, Bhomantaka, Sastra Kidung. Dikatakan bahwa Mantra ialah berupa rumus-rumus Religius atau Magis, pujian, atau doa terhadap para Dewa. Rumus-rumus itu mengandung suasana sakral dan mempunyai kesaktian karena isinya, sifat sakral, atau kekuasaan Magis dari orang yang memakainya dan karena bahasa yang dipakai sambil mengucapkannya. Disertai sarana-sarana seperti Pepujian, Persembahan Bunga, gerak tangan Mudra, suku kata dan rumus-rumus sakral. Sehingga Sang Dewa turun dan bersemayam ke dalamnya.
(Zoetmulder, Kalangwan 1983)
- Mantra yang tertulis pada kertas atau benda tipis lainnya atau berbentuk berupa gambar disebut sebagai Rajah.
(Padmosoekotjo)
- Mantra / doa , seandainya diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia maka hilanglah suasana keramat yang ditimbulkannya.
(Koentjaraningrat)
- Doa diucapkan dalam rangka kegiatan Religius, sementara Mantra diucapkan dalam rangka kegiatan Magis. Namun dalam prakteknya sering sukar dibedakan secara tajam antara perbuatan Religius dan perbuatan Magis, karena yang Religius dengan serta merta berobah ke sifat Magis, Implikasinya adalah Doa dengan serta merta berobah menjadi Mantra.
(Fischer, 1980)
- Mantra dapat dipakai oleh siapa saja, namun dalam hal-hal khusus atau luar biasa, pada saat seseorang merasa tidak mampu melakukannya, urusan penggunaan Mantra diserahkan kepada pemilik Mantra yang profesional (Pandita , Dukun).
- Mantra yang ditujukan kepada Tuhan/ Roh/ Mahluk Halus :
— Pemakai bersifat memohon
— Pemakai bersifat dikuasai
— Hasil yang diperoleh dari meminta ditentukan oleh “perkenan” pihak yang diminta
— Hasil yang diperoleh sering tidak disadari bahkan bisa berakibat Tranche
— Hasil yang diperoleh dalam batas-batas tertentu tidak menyatu dengan pemakai mantra
- Mantra yang ditujukan kepada Magi :
— Pemakai bersifat menyuruh
— Pemakai bersifat menguasai
— Hasil yang didapat ditentukan oleh kemampuan si pemakai
— Hasil yang diperoleh relatif disadari dan membentuk pribadi si pemakainya
— Hasil yang diperoleh akan menyatu kepada si pemakai
- Tenaga Magis kata-kata dalam mantra masih dipercaya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya para penjual makanan akan menyimpan daun cemara dengan harapan daun cemara itu memiliki kekuatan Magis agar para pembeli Mara (berdatangan). Orang Desa menyimpan padinya di lumbung dengan dialasi daun keluwih diharapkan menimbulkan tenaga magis agar padinya itu “luwih” ( lebih ) sehingga bisa bertahan sampai panen mendatang.

Adanya pembagian antara mantra putih (white magic) dan mantra hitam
(black magic) sebenarnya sulit untuk diukur dalam pengertian tidak ada pembeda secara nyata di antara keduanya, karena sering terjadi penyimpangan tujuan dari mantra putih ke mantra hitam tergantung kepada siapa dan bagaimana akibat yang ditimbulkan oleh magic tersebut. Dapat dicermati bahwa mantra putih di antaranya bertujuan untuk menguasai jiwa orang lain, agar diri dalam keunggulan, agar disayang, agar maksud berhasil dengan baik, agar perkasa dan awet muda, berani, agar selamat, untuk menjaga harta benda, mengusir hantu atau roh halus, menaklukan binatang, menolak santet, untuk menyembuhkan orang sakit. Adapun kategori mantra hitam diantaranya bertujuan untuk mencelakai orang agar sakit atau mati, membalas perbuatan jahil orang lain, dan memperdayakan orang lain karena sakit hati.

Keberadaan mantra putih maupun mantra hitam itu sendiri berpangkal pada kepercayaan masyarakat pendukung di dalamnya yang memunculkan fenomena yang semakin kompleks di jaman sekarang. Sejumlah penilaian, sikap, dan perlakuan masyarakat Sunda terhadap mantra semakin berkembang. Ada sebagian masyarakat yang begitu mengikatkan secara penuh maupun sebagian dirinya terhadap mantra dalam kepentingan hidupnya. Sebagian masyarakat lainnya secara langsung atau tidak langsung menolak kehadiran mantra dengan pertimbangan bahwa menerima mantra berarti melakukan perbuatan syirik. Pada bagian masyarakat yang disebutkan pertama dapat digolongkan ke dalam masyarakat penghayat atau pendukung mantra, sedangkan bagian masyarakat yang lainnya digolongkan ke dalam masyarakat bukan penghayat mantra.
bagi masyarakat penghayat mantra dalam setiap kegiatan atau keseharian mereka kerap kali diwarnai dengan pembacaan mantra demi keberhasilan dalam mencapai maksud. Misalnya, para petani ingin sawahnya subur, terhindar dari gangguan hama, ingin panen hasilnya melimpah; para pedagang ingin dagangannya laris. Mantra diterima oleh masyarakat penghayatnya sebagai kebutuhan penunjang setelah kehidupan agamanya dijalani secara sungguh-sungguh.Kegiatan yang tidak terlepas kepada keadaan alam dan mata pencaharian, menghasilkan tiga kelompok besar sehubungan dengan penggunaan mantra, yaitu mantra yang digunakan untuk perlindungan, kekuatan, dan pengobatan.
Jangjawokan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia Sunda. Memiliki akar kesejarahan yang mandiri. Sejalan dengan perkembangan dan sejarah pemahaman tentang keyakinan dan sejarah diri, bahkan pernah dirasakan manfaatnya. Jangjawokan bukan sekedar puisi yang dapat dinikmati kata-katanya, namun sebagai sesuatu yang diyakini memiliki kekuatan. Biarlah jangjawokan ‘diampihan’ sebagai puisi, agar tidak hilang dan dapat terkabarkan dikemudian hari.
Ciri-ciri Jangjawokan.
Jangjawokan menurut Wahyu Wibisana memiliki ciri-ciri, yakni :
1. menyebutkan nama kuasa imajiner, seperti : Pohaci Sanghiyang Asri, Batara, Batari dll.
2.dalam kalimat atau frase yang menyatakan si pengucap janjawokan berada pada posisi yang lebih kuat, otomatis berhadapan dengan pihak yang lemah.
3.berhubungan dengan konsvensi puisi, merupakan kelanjutan dari gaya Sastra Sunda Buhun dan cerita Pantun, yakni adanya desakan atau perintah, disamping himbauan, tegasnya bersifat imperative dan persuasif.
4.masih berhubungan dengan konvensi puisi, adanya rima-rima dalam jangjawokan. Rima-rima dimaksud memiliki fungsi estetis ; membangun irama ; fungsi magis ; fungsi membuat ingatan orang yang mengucapkan.
5.adanya lintas kode bahasa pada ajimantra yang hidup di Priangan dan Baduy. Bahasa jangjawokan tersebut diserap seutuhnya atau disesuaikan dengan lidah pengucapnya.
6.terkesan sebagai sastra arkais yang pernah muncul kemudian setelah sastra sunda.
Ciri-ciri diatas tentunya dilihat dari katagori Jangjawokan sebagai bagian dari puisi arkais sunda. Jadi wajar jika ada tekanan tujuan dari materi jangjawokan ; gaya sastra dan gaya bahasa ; rima-rima ; dan kelahirannya paska sastra sunda.
Penyebutan Kuasa Imajiner
Pengertian imajiner berpusat pada pemikiran yang berhubungan dengan makhluk gaib yang dianggap mempunyai kekuasaan dan kewenangan dan berada di tempat tertentu. Pada tataran keyakinan dan kepercayaan bahwa dengan cara tertentu, kekuasaan dan kewenangan makhluk gaib itu dapat dimanfaatkan manusia untuk tujuan-tujuan yang dikehendakinya, sebagaimana dalam Jangjawokan.
Nama-nama kuasa imajiner yang dimaksudkan tentunya sangat terkait dengan istilah-istilah yang digunakan urang Sunda Buhun. Seperti Pohaci Sanghyang Asri ; Batara dan Batari ; Sri Tunggal Sampurna ; Malaikat Incer Putih ; Raden Angga Keling ; Ratu Teluh ti Galunggung ; Sang Ratu Babut Buana. Penyebutan kuasa imajiner tersebut,
contoh AJimantra Atau jang jawokan :
Rarakan Nyi Pohaci

Hihid kekeper iman
Nyiru tamprak ning iman
Dulang ketuk ning iman
Parako bengker ning iman
Hawu dungkuk ning iman
Suluh solosod ning iman
Seeng kukus ning iman.Secara simbolik, benda-benda yang disebutkan merupakan perwakilan dari hakekat manusia yang senantiasa harus menjalani hidup dengan dibekali iman yang kuat. Fungsi lain yang menyiratkan adanya permohonan kepada Sang Pencipta, tampak pada sejumlah mantra kekuatan, begitu erat dengan kebutuhan hidup masyarakat yang dalam satu segi membutuhkan kekuatan lahir maupun batin untuk melaksanakan maksud tertentu. Semua mantra tersebut sepenuhnya disandarkan kepada Allah. Mereka tinggal menunggu keputusan dari Yang Maha Menentukan atas usaha yang dijalankan manusia. Betapa manusia merasa kecil dan tak berdaya sehingga memohon dilindungi, ditopang, diberi kemurahan pada setiap langkah, mohon ditetapkan iman dan Islam. Begitu juga dengan mantra kekuatan lainnya, dengan berbekal keyakinan dan bersandar sepenuhnya kepada Allah, mantra diucapkan untuk tujuan keunggulan, agar disayangi, agar segala perbuatan menghasilkan sesuatu yang diharapkan, agar perkasa, awet muda, untuk menaklukan siluman, dan lain-lain.
( sumber : ki sawung ).
Dewi pohaci
Pohaci Sanghiyang Asri, sebagian menganggap sebagai mahluk gaib dan sebagian lagi bukan .. berikut merupakan pengertiannya yang di ambil dari sastra sunda.
DEWI SRI = DEWI SARI = BWA ACI = POHACI
TIDAK PERNAH ADA tulisan “POHACI” secara nyata, sebutan “pohaci” yang kita kenal saat ini diakibatkan oleh “bahasa lidah” hingga terjadi “sa-denge-denge-na”. Artinya, telah terjadi ‘salah tangkap’ pada sebutan “POHACI”. Celakanya hal ini berlanjut terus menerus secara turun-temurun hingga pada gilirannya POHACI atau sering disebut sebagai DEWI KESUBURAN atau DEWI PADI atau DEWI SRI dianggap sebagai mitos.
POHACI yang AWAL atau yang aslinya sama sekali BUKAN MITOS melainkan kejadian LOGIS dan RASIONAL sebab POHACI itu sama sekali bukan NAMA SESEORANG atau W3ANITA atau nyai atau IBU-IBU atau apapun yang berbau ‘penamaan’. Namun entah bagaimana mulanya itu semua bergeser menjadi DONGENG, memang dongeng itu tidak sepenuhnya “menyesatkan” tetapi jadi merepotkan bagi generasi kita….. yang sudah kehilangan JATI DIRI.Dalam hal sebutan POHACI terpaksa kita HARUS melihat kembali pada konsep besar ajaran SURAYANA yaitu cikal bakal AJARAN SUNDA (Sundayana)… juga cikal bakal ajaran HINDU saat… yaitu :

ANG (Merah) >>> BUR (Mahacahaya / Matahari) >>> Ci Beureum
UNG (Putih) >>> BWA (Bumi / Jarak Radial Kehidupan dari Matahari) >>> Ci Bodas
MANG (Hitam) >>> SWA (Diri atau Manusia) >>> Ci Hideung

Maka, dalam Su-Wa-Ra :
“ANG – UNG – MANG” kita mendapatkan susunan kata yang merujuk kepada bunyi kata “MAUNG” dan “AHUNG”…. su-wa-ra itu pada hakikatnya sama saja artinya dengan BUR-BWA-SWA dan sama juga dengan menyebutkan Matahari, Bumi, Diri Sendiri (Manusia)…. lebih dalamnya lagi sama dengan menyebutkan KEMAHATUNGGALAN SANG HYANG yaitu… :

1. YANG HIDUP (Matahari sebagai simbol Sang Hyang Tunggal)
2. YANG MENGHIDUPKAN (Bumi)
3. YANG TERHIDUPKAN (Manusia dan mahluk lainnya)
Ini pekerjaan KARUHUN SUNDA yang MAHA CERDAS dalam memainkan sistem simbol atau silib-siloka . Ketiga huruf awal dari suwara “Ang – Ung – Mang” menghasilkan bunyi A-U-M atau kita seringmendengarnya sebagai “OM” …seperti masyarakat BALI dalam menyebutkan “OM… SWASTIASTU”

Melalui susunan BUR – BWA – SWA, kita pertajam kepada persoalan suwara BWA (Bumi) kaitannya dengan POHACI yang sesungguhnya berasal dari kata BWA-ACI atau kita juga sering menyebutnya sebagai ACI NING BUMI…!!!
1. BWA >>> terdengar menjadi “BWAH” >>> terdengar menjadi PWAH >>> terdengar menjadi POH.
2. ACI adalah SARI PATI atau unsur inti, SARI kelak berobah menjadi SRI. Maka; ACI = SARI = SRI.
Jadi, BWA-ACI atau POH-ACI itu artinya adalah SARIPATI BUMI… penyebab adanya segala yang hidup di BUMI… dengan demikian wajar apa bila disebut sebagai KESUBURAN TANAH BUMI.
Jika kita lihat dari sudut pandang ini maka jelas bahwa leluhur SUNDA (Nusantara) pada mulanya sama sekali tidak membangun MITOS melainkan AJARAN… generasi berikutnyalah yang mengemas menjadi mitos… mungkin dibutuhkan untuk mereka yang masih rendah kasta otaknya..

papat kalima pancer

Ilmu sedulur papat ( sedulur tua )
Sebelum kita mempelajari tentang ILMU SEDULUR TUWO, terlebih dahulu kita harus paham akan arti dan makna saudara kembar kita, yang disebut KAKANG KAWAH ADI ARI2, dimana mereka adalah bagian dari hidup kita yg selalu mendampingi dan menjaga jasad kita, mereka berada tdk jauh dr kita meskipun tak bs diliat oleh mata, namun menurut para ahli kebatinan saudara kita sangatlah berperan penting dalam kehidupan terutama untuk menunjang roses dlm pembentukan JIWA yg manunggal, karena merekalah yg menuntunkan sukma dan ruh kita kealam suwung atau alam kelanggengan.
oleh sebab itu maka perlulah  kita sebelum mempelajari ilmu kebatinan terlebih dahulu untuk mempelajari ilmu saudara kita atau dengan istilahnya ” NGOCO TANPO PENGILON” yaitu bercermin tanpa sebuah kaca, saudara kita ini terdiri dari;

1. KAKANG KAWAH yang disebut KAWAHIYAH, berada di TIMUR tempatnya, perwujudanya berupa AIR KETUBAN yang keluar terlebih dahulu dari kandungan, berwarna PUTIH.
2. ADI ARI-ARI yang juga disebut HARIYAH, berada di BARAT tempatnya, berupa ARI-ARI yang keluar setelah kita lahir, berwarna KUNING.
3. TALI PUSAR yang telah diiris di waktu kita lahir,setelah 5-10 hari putus sendiri, disebut SURIYAH. tempatnya berada di UTARA, berwarna HITAM.
4. DARAH yang keluar dari kandungan IBU, disebut TIBBIYAH , tempatnya ada di SELATAN. berwarna MERAH.
Itulah yang disebut saudara empat yang keluar bersama dari kandungan atau disebut MARGOINO [jalan rahasia], dan yang disebut LIMA PANCER yaitu kita sendiri, jadi dikatakan sedulur papat limo pancer yang lahir di hari sama yg keluar dari kandungan, juga disebut KEBLAT PAPAT LIMO DITENGAH, dibahasa arab dinamai MALAIKAT JIBRIL, IJROIL,ISROIL, dan MIKAIL.
namun ada juga saudara kita yang tidak keluar dari jalan SAMAR [margoino], yaitu disebut MAR dan MARTI.
MAR; yaitu pada saat IBU akan melahirkan ada perasaan yang timbul yaitu perasaan was-was, kuwatir, cemas,dan disaat itulah dikatakan sebagai PERANG SABIL bagi si IBU, perjuangan yang mempertaruhkan jiwa dan raganya dan akhirnya timbulah sebuah kesaksian alam yg mencatat akan terjadinya prose kelahiran.
MARTI , yaitu perasaan si IBU yang telah tentram, damai dan penuh rasa syukur dan bahagia setelah usai menunaikan perang sabil, jabang bayi lahir dengan selamat tanpa ada gangguan. kedua saudara ini juga dinamakan sauadara ‘ KANG ADOH TANPO WANGENAN CEDAK TANPO SENGGOLAN”. menurut para ahli kebatinan MAR-MARTI tersebut berwarna PUTIH dan KUNING, yang biasa menjaga sibayi siang maupun malam, selain saudara empat yang keluar dari MARGOINO tersebut tadi, MAR-MARTI bisa dimintai tolong tetapi harus melewati LAKU terlebih dahulu, karna “NGELMU IKU KELAKONE KANTI LAKU” segala ilmu terlaksana karena ada nya LAKU, maka bila kita selalu melaksanakanya pasti akan bertemu, banyak cara untuk bisa bertemu dengan saudara kita diantaranya tiap malam menjalani semedi atau meleng cipto dengan disertai tirakatan puasa. yang jelas dalam menjalani proses ritual harue, BERANI , SABAR, IKLAS DAN HATI YANG TENTRAM  JAUH DARI RASA DRENGKI, IRI DAN  MENGUMBAR EMOSI.
untuk pemula cukup menjalani puasa pada PADA HARI KELAHIRANYA dan mandi tengah mlm untuk membersihkan kekotoran jasmanai maupun rohani, setelah itu menjalani sholat hajat dan meditasi sejenak untuk memohon ampuna kpd ALLOH SWT dan dibersihkan dari jiwa2 yg jahat…kadang para ahli kebatianan mengadakan selametan kecil2an dengan prasarana BUBUR yg diberi warna pada lambang tiap- saudara kita yaitu BUBUR PUTIH, MERAH, KUNING, HITAM, dan HIJAU. dari slametan dan ritual ditengah malam diharapkan ALLOH memberikan berkah lewat saudara ghaib kita untuk slalu melindungi dan menjaga dr sgala musibah dan cobaan.

cara melihat hantu


Melihat makhluk halus, makhluk ghaib, dengan mata telanjang adalah merupakan hal yang biasa bagi para pelaku olah samadhi. Dan tentunya tidak sedikit para pelaku olah samadhi yang dapat melakukan hal ini, oleh karenanya, sebelumnya saya mohon maaf kepada mereka-mereka yang sudah bisa melakukannya, di sini bukannya saya bermaksud untuk menggurui siapapun, namun hanya sekedar membagi sedikit pengetahuan yang pernah saya peroleh dari 2 (dua) sosok pribadi yang saya kagumi, bagi siapapun yang membutuhkannya.
Keingintahuan saya akan hal ini dulu bermula dari rasa penasaran saya, karena setiap saya mengunjungi tempat-tempat tertentu yang di katakan oleh teman-teman saya sebagai tempat yang angker, namun saya justru tidak pernah bertemu ataupun melihat mereka secara langsung dengan mata telanjang.
Rasa penasaran itupun akhirnya terpuaskan ketika suatu saat, KRMH Toeloes H Koesoemaboedaja/Soerjabrata mengajarkan kepada saya tentang cara agar dapat melakukan hal tersebut. Tidak lama berselang, masih sekitar tahun 1990 an, bapak R Soenarto, pimpinan serta pemilik  Padepokan Pramana Sedjati yang berdomisili di Pati, Jawa Tengah, yang waktu itu padepokannya beranggotakan sekitar 40 ribuan orang, juga mengajarkan kepada saya tentang hal yang sama meski dengan cara yang sedikit berbeda.
Sedikit bercerita tentang Bapak R Soenarto, beliau ini di kehidupan sebelumnya adalah seorang wiku. Waktu itu, jika kita datang sowan kepada beliau, jika kita awas, di sekeliling beliau selalu tampak berjejer-jejer para wiku yang tengah duduk di ruang tamu beliau walau jika di lihat dengan mata orang biasa tampaknya kursi-kursi tersebut kosong.
Berikut ini adalah cara agar dapat melihat makhluk halus/makhluk gaib tersebut :

MENURUT BAPAK KRMH TOELOES KOESOEMABOEDAJA/SOERJABRATA
Posisi duduk seperti orang yang tengah bersamadhi, mata melihat pucuking grana, namun mata dalam keadaan tetap terbuka. Persis juga seperti orang yang tengah bersamadhi, sambil mata melihat pucuking grana juga merasakan keluar masuknya nafas dari hidung ke dalam tubuh kita. Lakukan seperti itu terus minimal 15 menit dalam setiap latihan.
Biarkan dan jangan rasakan jika mata meneteskan air mata, namun jaga agar mata tetap dalam keadaan terbuka. Lakukan demikian terus secara rutin setiap harinya, dan usahakan terus meningkat. Jika awalnya hanya kuat selama 15 menit, tingkatkan menjadi 30 menit, 45 menit, 1 jam dan seterusnya. Lama kelamaan, mata kita akan terbiasa dan tidak meneteskan air mata lagi.
Waktu yang tepat untuk berlatih seperti yang di sarankan oleh bapak KRMH Toeloes Koesoemaboedaja/Soerjabrata adalah antara pukul 21.00 sampai 24.00 atau antara pukul 03.00 sampai 05.00.
Biasanya, asalkan ajeg dan telaten, dalam jangka waktu kurang lebih satu bulan sudah akan tampak hasilnya. Dan nantinya tidak hanya penglihatan kita saja yang mampu melakukan hal tersebut, namun telinga kita pun akan lebih peka mendengar hal-hal yang ghaib.

MENURUT AJARAN BAPAK R SOENARTO
Hampir sama dengan yang di ajarkan oleh bapak KRMH Toeloes Koesoemaboedaja di atas, hanya sedikit berbedanya pada obyek yang di lihat.
Menurut ajaran bapak R Soenarto, kita harus membuat satu buah titik di suatu tempat, misalkan di tembok, dan kemudian kita duduk dalam posisi seperti posisi orang bersamadhi. Jarak antara pandangan mata dengan titik tersebut kurang lebih satu meter. Usahakan titik tersebut posisinya tegak lurus dengan posisi mata kita memandang, agar dalam menatap nantinya tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Untuk jamnya pun sama seperti yang di ajarkan bapak KRMH Toeloes, yaitu antara pukul 21.00 sampai 24.00 atau pukul 03.00 sampai pukul 05.00.
Pada saat kita menatap titik itupun, kita juga sambil merasakan keluar masuknya nafas dari hidung ke dalam tubuh dan sebaliknya. Biarkan jika mata mengeluarkan air mata, dan lakukan minimal 15 menit setiap kali latihan, dan terus di tingkatkan hingga 30 menit, 45 menit, satu jam dan seterusnya hingga suatu saat kita sudah tidak merasakan lagi ada air mata yang keluar, bahkan sudah tidak merasakan lagi bahwa kita tengah berada di suatu tempat sedang melakukan latihan tersebut. Saat itu kita seperti berada di suatu tempat yang sunyi, sepi … suwung
Lakukan latihan ini secara ajeg dan telaten, jangan bosenan, maka kita akan memperoleh hasil sesuai seperti yang kita harapkan.

Ada banyak manfaat bagi kita, para pelaku olah samadhi, jika kita bisa melakukan hal-hal seperti ini, salah satunya adalah kita bisa tahu pasti akan ada atau tidaknya makhluk halus tersebut di suatu tempat tertentu. Jadi tidak hanya mengatakan bahwa hal ini mitos, hal itu mitos dan lain sebagainya tanpa membuktikannya terlebih dahulu. Mengatakan sesuatu itu mitos tanpa membuktikannya terlebih dahulu, tidak ada bedanya dengan fitnah. Dan seperti yang kita ketahui bersama,

mau liat setan....,,,,,

Ini diceritakan oleh
seorang asal sumatra
yang mengaku tau tentang cara melihat setan cuman dalam satu-malam. Dia megaku telah berkali-kali menpraktekkan.
Walaupun ini belum saya buktikan,
tetapi dia terlihat bersungguh-sungguh menyuruh
saya untuk mempraktekkannya
supaya apa yang dikatakannya bukan omong kosong.
Dan juga dia berkata
bahwa justru akan jad
i lebih pemberani setelah melihat setan,
karena orang yang tidak pernah melihat akan merasa dihantui,
padahal tidak ada hantu.
Namun orang yang sering melihat justru
lebih berani lewat kuburan yang gelap.
Karena dia sudah pernah melihat apa saja yang mungkin dia temui.
Caranya sederhana dan mudah.
Tidak perlu persyaratan ayam hitam, kain kafan atau segala macam.
Namun saya tidak menyarankan anda untuk mencoba.
Cuma saya berbagi ilmu kepada temen-temen.
Kalau ingin mencoba dan
membuktikan yaaa silahkan.
Tentunya diluar tanggung jawab saya.
Karena saya hanya berbagi cerita disini.
Misalnya adapun yang bener- bener
membuktikan tolong
posting ya komentarnya d sini.
Ada 2 hal yang diberitau waktu itu.

Pertama
cara melihat hantu semalam (sehari kecuali pada saat siang),
Kedua
melihat tuyul dan cara mengetahui siapa yang punya.
Yang Pertama mudah,
Teteskan air akibat embun
yang terdapat pada jemuran pada pagi hari
7 tetes kanan dan 7 tetes kiri,
dan buktikan pada malam hari.
Ada saran tambahan,
yaitu
melihat setan lebih cepat ketemu ketika ada sebuah moment kejadian ketika ada yang
mati tertabrak atau bunuh diri.
Nah malamnya coba searching.

Yang Kedua
melihat tuyul dengan batok kelapa bekas parutan santan.
Pilih sisi yang ada lobangnya.
Dan cari batok yang sudah berlobang,
dalam artian bukan hasil dilobangi sendiri
namun hasil dilobangi oleh rayap
ataupun binatang lain.
nah intip lewat lubang itu dengan
posisi mata di sisi cembung batok
tersebut seraya mencari keberadaan tuyul.
Kalau sudah ketemu
maka kita bisa juga mencari siapa pemilih tuyul tersebut.
Yaitu dengan menyiapkan terlebih dahilu lidi tunggal (Atau lidi pohon aren, cukup satu batang).
Ketika kita mencari keberadaan tuyul,
lidi itu
dipengang dan disembunyikan
di balik punggung supaya si tuyul tidak kabur.
Setelah ketemu, terlihat dan cukup dekat,
pukulkan lidi itu ke si tuyul. maka si tuyul akan menangis.
Ketika tuyul menangis
maka otomatis si pemilih juga menangis tanpa sebab.
Maka dialah orang yang punya.
Cukup mudah dan sederhana khan??
Namun ini diluar tanggung jawab saya ya..
karena saya hanya berbagi cerita.
Tentang kebenarannya
tentu ada pembuktian dari yang ingin mempraktekkan.
Kalau saya
masih belum siap untuk mempraktekkan.

nomor buntut

BUKU MIMPI  :

 

01 = 05 – 95 – 12 – 45

Setan – Bandeng – Obor – Jambu Mente – Tangan – Betara Kala 

 

02 = 16 – 53 – 09 – 35

Sarjana – Bekicot – Loncat Tinggi – Wortel – Sandal – Betara Brahma

 

03 = 32 – 52 – 85 – 25

Orang Mati – Angsa - Loncat Galah – Sawi – Kaki – Subali

 

04 = 12 – 65 – 05 – 15

Kwan Im – Merak – Lompat Jauh – Kangkung – Balon – Dewi Ratih

 

05 = 01 – 89 – 10 – 39

Kepala Rampok – Singa – Loncat Indah – Kayu Manis – Kereta Api - Garu Langit

 

06 = 20 – 91 – 51 – 41

Dewi Bulan – Kelinci – Renang – Kapas – Boneka – Dewi Sri

 

07 = 24 – 58 – 57 – 08

Pelayan – Babi – Perahu Layar – Bawang – Pancing – Sulastri

 

08 = 17 – 57 – 04 – 07

Maling Kecil – Macan – Motor Boat – Kecubung – Pasar – Talamaria

 

09 = 33 – 87 – 88 – 37

Jendral – Kerbau – Mendayung – Kates (Pepaya) – Jala – Bima

 

10 = 18 – 82 – 03 – 32

Kelenteng – Kelabang – Menyelam – Kelapa – Bir – Sang Pamuji

 

11 = 15 – 77 – 02 – 27

Menteri Serakah – Anjing – Lari Cepat – Sapu – Kipas – Sengkuni

 

12 = 04 – 69 – 17 – 19

Penasehat Perang – Kuda – Lari Gawang – Lemon – Bola Lampu – Wibisana

 

13 = 14 – 79 – 07 – 29

Penjaga Pintu – Gajah – Lari Estafet – Kipas Angin – Keris – Prabukesa

 

14 = 13 – 96 – 08 – 46

Potong Babi – Onta – Tolak Peluru – Jembatan – Spet (Suntikan) – Jaya Langsuan

 

15 = 11 – 54 – 00 – 04

Hakim – Tikus – Lempar Martil – Kantor Pos – Sekrup – Kresna

 

16 = 02 – 74 – 15 – 24

Orang Sakit Gudig – Tawon – Lempar Cakram – Surat – Nanas – Jembawan 

 

17 = 08 – 88 – 13 – 38

Pemadat – Bangau – Lempar Lembing – Durian – Telepon – Buto Terong

 

18 = 10 – 78 – 01 – 28

Kas Uang – Kucing – Polo Air – Lombok – Kantor Polisi – Bisma

 

19 = 27 – 62 – 54 – 12

Pelacur Kelas Tinggi – Kupu Kupu – Sepakbola – Srikaya – Ban Sepeda – Banowati

 

20 = 06 – 72 – 19 – 22

Istri Sejati – Lalat – Volleyball – Palu – Ban Mobil – Setiawati

 

21 = 22 – 93 – 55 – 43

Pelacur Umum – Walet – Bulutangkis – Permen – Kapak – Lesmanawati 

 

22 = 21 – 70 – 50 – 20

Peti Mati – Capung – Tenis – Terong – Harmonika – Arjuna dan Sembadra

 

23 = 30 – 84 – 81 – 34

Setan Gantung – Kera – Bola Basket – Pisang – Piano – Wilkampana

 

24 = 07 – 66 – 14 – 16

Sumber Air – Katak – Tenis Meja – Sikat Gigi – Padi – Dewa Ruci

 

25 = 35 - 85 – 82 – 03

Menantu Raja – Rajawali – Baseball – Jagung – Tapal Gigi – Kangsa Dewa

 

26 = 31 – 90 – 80 – 40

Raja – Naga – Hockey – Ganggang – Mesin Jahit – Samiaji

 

27 = 19 – 61 – 06 – 11

Wanita Cantik – Kura Kura – Bola Sodok – Sabun Bubuk – Otak – Dewi Supraba

 

28 = 29 – 68 – 56 – 18

Pencari Kayu – Ayam – Menembak – Tomat – Jarum – Nakula

 

29 = 28 – 63 – 53 – 13

Pendeta Sakti – Belut – Panahan – Kursi – Koran – Sidiwacana

 

30 = 23 – 99 – 58 – 49

Nelayan – Ikan Mas – Angkat Besi – Belimbing – WC – Nagatatmala

 

31 = 26 – 94 – 59 – 44

Anggota Kelamin – Udang – Senam – Cacing Pita – Sangkar Burung – Yuyu Rumpung

 

32 = 03 – 60 – 18 – 10

Ahli Nujum – Ular – Yudo – Kamar Mandi – Tali – Abiyasa

 

33 = 09 – 86 – 16 – 36

Pengemis – Laba Laba – Gulat – Gigi – Sabun – Petruk

 

34 = 36 – 73 – 89 – 23

Orang Buta – Rusa – Silat – Merpati - Jamu – Paru Paru – Destarata

 

35 = 25 – 75 – 52 – 02

Wanita – Kambing – Tinju – Lambung – Jalan Jalan – Drupadi

 

36 = 34 – 83 – 87 – 33

Pendeta Wanita – Musang – Balap Sepeda – Manggis – Rumah Obat – Sayempraba

 

37 = 38 – 59 – 83 – 09

Orang Bongkok – Ikan Gabus – Balap Mobil – Anggur – B.H - Truk – Gareng

 

38 = 37 – 67 – 84 – 17

Putri Raja – Cendrawasih – Balap Sepeda Motor – Engsel – Drum – Untari

 

39 = 44 – 55 – 77 – 05

Kekasih – Kalajengking – Balap Kuda – Topi – Bemo – Narasuma

 

40 = 43 – 76 – 78 – 26

Penolong – Gelatik – Golf – Tang – Peci – Widura

 

41 = 49 – 56 – 76 – 06

Pahlawan – Kepiting – Lompat Kuda – Lilin – Sabuk – Warsaya

 

42 = 45 – 97 – 72 – 47

Jejaka Tua – Buaya – Gerak Jalan – Catur – Dokter – Lesmana Widakta

 

43 = 40 – 71 – 41- 21

Janda Muda – Ikan Suro – Anggar – Mawar – Grendel – Sumbadra 

 

44 = 39 – 81 – 86 – 31

Berandal – Badak – Ski Air – Seruling – Sisir – Citraksa 

 

45 = 42 – 51 – 75 – 01

Pengembara – Banteng – Terbang Layang – Kendi – Tas – Rama

 

46 = 48 – 64 – 73 – 14

Nenek Moyang – Orang Utan – Terjun Bebas – Sikat – Toko – Hyang Wenang

 

47 = 50 – 92 – 21 – 42

Banci – Zebra – Upacara Bendera – Tangga – Hotel – Stuna

 

48 = 46 - 00 – 79 – 50

Si Ceroboh – Landak – Main Catur – Garuk – Gedung Bioskop – Dasamuka

 

49 = 41 – 80 – 70 – 30

Drakula – Kelelawar – Mendaki Gunung – Cetok – Rok – Betari Durga

 

50 = 47 – 98 – 74 – 48

Orang Eskimo – Beruang – Pembawa Obor – Pacul – Guru – Bagong

 

51 = 55 – 45 – 22 – 95

Ahli Filsafat – Kerang – Patelele – Tebu – Celana – Narodo

 

52 = 66 – 03 – 99 – 85

Raja Laut - Ikan Paus – Main Tali – Matahari – Dompet – Antasena

 

53 = 82 – 02 – 35 – 52

Penjual Silat – Ikan Duri – Akrobat – Rambutan – Taxi – Abimanyu

 

54 = 62 – 15 – 95 – 65

Raja Kera – Ikan Lele – Sepatu Roda – Kalung – Dokar – Kera Hanoman

 

55 = 51 – 39 – 20 – 89

Pertapa – Kangguru – Kasti – Gelang – Kemaron – Rd Seta

 

56 = 70 – 41 - 71 – 91

Budak – Ikan Duyung – Ringen – Kenanga – Cikar – Limbuk

 

57 = 74 – 08 – 47 – 58

Anak Sakti – Ulat Sutera – Layang Layang – Sepatu – Ranjang – Gatotkaca

 

58 = 67 – 07 – 94 – 57

Penari – Cumi Cumi – Main Kelereng- Rumah – Sekolahan – Selir

 

59 = 83 – 37 – 38 – 87

Putra Raja – Kakak Tua – Dakon – Kedondong – Kaos – Rd Lesmana

 

60 = 68 – 32 – 93 – 82

Kepala Polisi – Cecak – Karambol – Delima – Handuk – Sentiyaki

 

61 = 65 – 27 – 92 – 77

Pedagang – Kecoak – Gendongan – Kacamata – Buku – Baladewa

 

62 = 54 – 19 – 27 – 69

Pagoda – Walang Kadung – Petan – Termos – Selendang Pelangi – Candi Sapta Arga

 

63 = 64 – 29 - 97 – 79

Pendekar Wanita – Kumbang – Treksando – Bantal – Jendela – Larasati

 

64 = 63 – 46 – 98 – 96

Dewa Uang – Kuda Laut – Bandulan – Apel – Guling – Betara Indra

 

65 = 61 – 04 – 90 – 54

Raja Setan – Ikan Hiu – Kayang – Klompen – Petromak – Kala Srenggi

 

66 = 52 – 24 – 25 – 74

Dewa Bumi – Jerapah – Sawatan – Sukun – Gelas – Anta Boga

 

67 = 58 – 38 – 23 – 88

Penjual Daging – Burung Onta – Engrang – Sendok – Korek Api – Abilawa

 

68 = 60 – 28 – 91 – 78

Pembuat Pedang – Burung Hantu – Panjat Pinang – Pisau – Garpu – Cepot

 

69 = 77 – 12 – 44 – 62

Pencari Jejak – Mimi – Engkleh – Gunting – Gunung – Antareja

 

70 = 56 – 22 – 29 – 72

Panglima – Keledai – Tarik Tambang – Lampu Minyak – Rumah Makan – Adipati Karna

 

71 = 72 – 43 – 45 – 93

Pemburu – Macan Tutul – Lempar Karet – Sumur – Baju – Pandu

 

72 = 71 – 20 – 40 – 70

Dewa Langit – Ikan Terbang – Ik Ol – Kran Air – Arloji – Betara Guru

 

73 = 80 – 34 – 31 – 84

Tuan Tanah – Semut – Tulupan – Anting Anting – Bintang – Dursasana

 

74 = 57 – 16 – 24 – 66

Bajak Laut – Pinguin – Setipan – Gentong – Radio – Indrajit

 

75 = 85 – 35 – 32 – 53

Suami Istri – Bebek – Balapan Lari – Nangka – Lemari – Ratih dan Kamajaya

 

76 = 81 – 40 – 30 – 90

Jendral Wanita – Nyamuk – Teplekan – Mata – Timbangan – Srikandi

 

77 = 69 – 11 – 96 – 61

Walikota – Penyu – Bekel – Cincin – Payung – Togog

 

78 = 79 – 18 – 46 – 68

Orang Kaya – Ikan Gergaji – Balap Becak – Semangka – Wajan – Lesmana Mandrakumara

 

79 = 78 – 13 – 43 – 63

Jendral Serakah – Orong Orong – Okol – Jeruk Bali – Kompor – Suyudana

 

80 = 73 – 49 – 48 – 99

Kepala Desa – Bajing – Apollo – Potlot – Ceret – Semar

 

81 = 76 – 44 – 49 – 94

Penipu – Kancil – Damdaman – Hidung – Cangkir – Aswatama

 

82 = 53 – 10 – 28 – 60

Gembala – Kuda Nil – As – Telinga – Berlian – Udawa

 

83 = 59 – 36 – 26 – 86

Ibu Suri – Ikan Layur – Dadu – Kumis – Pipa – Dewi Kunti

 

84 = 86 – 23 – 39 – 73

Budha – Kalkun – Salto – Mulut – Kacang Tanah – Bagaspati

 


85 = 75 – 25 – 42 – 52
Wanita Sihir – Jangkrik – Latihan Hansip – Teratai – Pintu – Sarpakenaka
 

86 = 84 – 33 – 37 – 83

Dewa maut – Ikan Sampan – Gerak Badan – Salak - Rokok – Yamadipati

 

87 = 88 – 09 – 33 – 59

Orang Gila – Betet – Kerja Bakti – Botol – Toilet – Buriswara

 

88 = 87 – 17 – 34 – 67

Dewi Mega – Domba – Balap Karung – Jeruk Manis – Piring – Wilutama

 

89 = 94 – 05 – 67 – 55

Pemabuk – Ikan Bendera – Setopan – Jeruk Keprok – Ember – Bomanarakasura

 

90 = 93 – 26 – 68 – 76

Tawanan – Trenggiling – Perempatan Jalan – Pil – Sawah – Shinta

 

91 = 99 – 06 – 66- 56

Siluman Air – Serigala – Ambulans – Bambu – Toples – Witaksini

 

92 = 95 – 47 – 62 – 97

Putri Kipas Besi – Ikan Tengiri – Garis Finish – Apokat – Sarung – Siti Sundari

 

93 = 90 – 21 – 61 – 71

Penjilat – Babi Hutan – Perahu Layar – Kaos Kaki – Lapangan – Durna

 

94 = 89 – 31 – 36 – 81

Kwan Kong – Ikan Kakap – Pemandian – Jambu – Pen – P.Salya

 

95 = 92 – 01 – 65 – 51

Petani – Perkutut – Jalan Raya – Kunci – Pisau Cukur – Irawan

 

96 = 98 – 14 – 63 – 64

Prajurit – Ikan Nus – Laut – Mangga – Minyak Angin – Citrayuda

 

97 = 00 – 42 – 11 – 92

Raksasa – Tokek – Kali Brantas – Sirsak – Lemari Es – Prahasta

 

98 = 96 – 50 – 69 – 00

Penjaga Malam – Tongkol – TV – Lengkeng – Kecelakaan – Trijati

 

99 = 91 – 30 – 60 – 80

Hidung Belang – Burung Jalak – Bayi – Kodak – Meja – Arjuna

 

00 = 97 – 48 – 64 – 98

Penyair – Tapir – Sempritan – Rembulan – Tanggalan - Kumbakarna

KitabSuci Tai Shang Lao Jun [Kitab Suci Thay Sang Lauw Cin]


(1/14)

Sang Dewa tertua pertama.
Disebut-sebut Thay Sang Lauw Cin namanya.
Berkali-kali turun ke dunia.
Menciptakan Tao yang jujur menjadi aliran utama.

Mula-mula beliau menjadi Ban Ku She si pembuka dunia.
Kemudian menjadi Hwang Tee raja ksatria.
Kemudian menjadi professor Lau Tze ahli filsafat.
Seterusnya makmur dan berkembanglah Tao dimana-mana.

Tao adalah Tao yang tertinggi.
Agung adalah yang teragung diagungi.
Penolong manusia dan penyelamat duniawi.
Semua aliran layak menjunjung tinggi.

Setiap manusia memakai Tao (aturan-aturan) sehari-hari.
Banyak terdapat ilmu pengetahuan yang tinggi ditengah-tengah yang berarti.
Dewa-Dewa dan Budha-Budha adalah satu inti.
Karena dapat Tao (jasa-jasa) manusia menghormati.

Para guru besar mementingkan keberadaban dan kebudian.
Budi pekerti dengan Tao erat bergabungan.
Asal Yin Yang timbul dari Wu Cik (out of which) luar bilangan.
Wu Cik adalah sama dengan Thay Cik (the absolute) tak terbataskan.

Thay Cik (the absolute) adalah permulaan langit bumi belaka.
Abstrak kongkrit saling jelma menjelma.
Tumbuh musnah hanya mengikuti kodrat alam dan spirit yang tak nyata (skilful contrivance).
Keseluruhan menjadi tak ada batasnya.
Tombak dan tameng adalah lawan.
Semua jenis benda dapat disatukan.
Diam mencapai titik terakhir timbul gerakan-gerakan.
Gerak diam adalah prinsip Yin Yang.

Teori ilmiah sering berselisih berlawanan.
Dapatlah dibahas dengan teori Yin Yang.
Kekuatan (power) Tao tak ada taranya.
Sehatkan badan berdasarkan cara keDewaan (Divine art).

Berkesempatan belajar cara latihan keDewaan (Divine art).
Anggota badan oleh Dewa-Dewa digerak-gerakkan.
Darah mengalir teratur dalam saluran-saluran.
Lama berlatih semua lancar tak ada yang tersumbatkan.

Tiap manusia dapat mempelajarinya.
Kata-kata murni (Cen Yen) daya tarik berguna.
Dewa-Dewa datang membantu anda.
Ide belas kasih harus tetap berada.

Para Dewa dan Budha mendapat Tao-nya (tingkatannya).
Thay Sang Lauw Cin yang meneliti / menilai jasa-jasa.
Kekuatan Dewa-Dewa tak ada batasnya.
Mohon kepada Dewa dapatlah makmur jaya.

Siu Tao (bertapa / mendekati Dewa) langkah pertama.
Belajarlah dulu cara pembukaannya (Tao Ying Suk).
Daya gaib menguatkan urat-urat didalam tubuh manusia.
Setelah badan sehat baru memuncak kepernapasannya (breathing exercise).

Kata-kata dan kelakuan-kelakuan mengikuti kebenaran.
Dunia sebetulnya kepunyaan sesama.
Hindarkanlah bertengkar serahkanlah segalanya kepada Yang Kuasa.
Dunia sudah lama damai dan makmur jaya.

Semua manusia harus belajar Tao (cara mencari dan mendekati Dewa).
Mentaati hukum dan peraturan-peraturan akan timbul dalam sanubari anda.
Hemat dan giat bekerja utamakan rumah tangga.
Berfoya-foya tidak aturan jasa tidak akan ada.

Linglung malas menggunakan pikiran.
Bagaimana dapat belas kasih oleh Dewa-Dewa.
Dewa-Dewa semuanya adalah agung mulia.
Semua bergabung dalam lingkaran Thay Cik (absolute) bermula.

Diluar langit-langit ke tiga puluh tiga.
Megah perkasa sebagai istana-istana mulia (Tao Sway Kung).
Maha Dewa Thay Sang Lauw Cin menempatinya.
Menunjukkan kekuatan Dewa-Dewa (power of divine) yang tiada tara.

Siu Tao (cari jalan mendekati Dewa), yang utama adalah cara pembukaannya (Tao Ying Suk).
Latihan-latihan dibagi jenis dalam dan luar.
Bersemedi datangkan ketentraman dan kecerdasan.
Seluruh badan dikelilingi kekuatan yang tak terbayang (constitution).

Spiritual dan material.
Dua-duanya sama dipentingkan.
Mengerti diri juga lainnya dimengertikan.
Hingga menginjak taraf yang tinggi puncak lapisan.
Siu Tao (menemukan jalan yang benar) harus mengerti apa yang baik dan dijalani.
Ketemu jalan berarti peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang berlaku sudah dimengerti.
Mengerti itulah pedoman semula Tao.
Belajar Tao barulah tidak sesat lagi.

Abstrak sebetulnya adalah kongkrit yang merupakan abstrak saja.
Kehidupan sehari-hari harus mengikuti yang lazim dan biasa.
Abstrak-abstrak menjelma-jelma akan menjadi kongkrit juga.
Tidak berbuat berarti tidak tidak berbuat artinya.

Tao menguasai kongkrit dan abstrak.
Kaum cerdas dipandang seperti kebodoh-bodohan.
Kekuatan (Power) Tao tidak terbataskan.
Tao yang jujur mengandung kebenaran-kebenaran.

Roh-roh jahat tak akan berani terhadap kejujuran.
Menghadap Tao yang tinggi roh-roh jahat jadi berantakan.
Tao yang jujur diumpamakan lautan-lautan.
Semua aliran mengalir ke laut akhir tujuan.

Sedikit sajalah persoalkan nama dan benda.
Yang penting adalah keuletan dan keyakinan.
Menyendiri akan banyak derita dan sengsara.
Hidup begitu terang tak normal juga.

Mengerti ajaran Tao keluarlah dari kebingungan.
Betul tetap betul jangan disalah-salahkan.
Belajar Tao tak ada simpang jalannya.
Kemantapan hatilah yang menjadi pegangan.
Derita sakit disertai sengsara.
Harus cari dokter dan mohon kepada Dewa-Dewa.
Kebodohan hingga menelan abu Yu Sua (Siang Hwe).
Tak luput jadi tawaan belaka.

Mohon kepada Maha Dewa untuk mengusir roh-roh jahat.
Derita sakit haruslah memakai obat.
Takdir itu ternyata memang ada.
Budi hati dapat sedikit merubah.

Menurut jasa-jasa anda dapat merubah rejeki.
Timbul karena hati wajah berseri-seri.
Asalnya bukan turun-temurun kedudukan atau pangkat tinggi.
Pikiran jujur dan baik budi selalu terpendam dalam hati.

Tak satupun benda yang tak mengandung Yin Yang (dualisme).
Sian Li (abstruse principles / arti mendalam) adalah Philosophy.
Maksud keDewaan dan manusianya menjadi satu.
KeDewaan (theology) merangkap ilmu pengetahuan (science).

Kera besar (Anthropoid Apes) kuno kebetulan ada yang pandai luar biasa.
Lama mencari jalan dapat petunjuk Dewa-Dewa.
Muncullah manusia pertama menjalani Tao sesama.
Berevolusi terus hingga jaman terakhir mengikuti langkah-langkah.

Pelihara badan tak ada rahasianya.
Penghidupan terus maju terus bergairah.
Siu Tao bahagia laksana Dewa-Dewa.
Kembalilah cepat-cepat yang tersesat dijalan-jalan bahaya.
Tao adalah sesuatu yang nyata (kongkrit).
Dikatakan abstrak sukar untuk menerimanya.
Tiap manusia menghendaki kaya raya.
Siu Tao akan lepas dari jurang sengsara.

Siu Tao tak mengerti apa sebenarnya Tao.
Seumur hidup pun akan nihil belaka.
Dimanakah Dewa-Dewa berada?
Antara jarak tiga meter diatas kepala.

Anda dapat memohon datangnya Dewa-Dewa.
Dapat mengupas kesulitan-kesulitan yang ada.
Rejeki-rejeki Maha Kuasa yang memberikannya.
Mengapa harus bersembunyi di dalam gua-gua.

Siu Tao tidak memelihara badannya.
Dewa-Dewa pun melihat jadi kecewa.
Didalam gua-gua tidak bersembunyi Dewa-Dewa.
Selalu berbudi akan tinggi jasa.

Siu Tao mencapai tingkat tinggi dapat kegaiban.
Sesuatu keanehan atau keunggulan akan luar biasa.
Mencari harta benda tempuhlah jalan kebenaran.
Belajar Tao utamakan kebaktian.

Tingkatkanlah kesehatan jasmani dan rohani.
Dua-duanya prihatin panjang usia terjadi.
Mohon (sembahyang) kepada Maha Dewa maju selangkah lagi.
Siu Tao patut ada kejodohan (affinity) mendekat lebih-lebih.

Dewa - Dewa dan Budha - Budha rupawan semua.
Haruslah diteliti keagungan dan kemuliaannya.
Menggambar melukis jadi jelek rupa tak sedap dipandang mata.
Berarti menodai tentu akan berdosa.

Anak cucu berbuat kebajikan dan berjasa.
Nenek moyang selalu bergembira.
Foya-foya membakar rumah-rumahan kertas (Ling Wuk) apa gunanya.
Karena bodoh dan tak ada pengertian belaka.

Kesabaran dan kelakuan baik merupakan kebajikan (amal bakti).
Telitilah segala secermat-cermatnya.
Tunduk kepada orang tua haruslah dimasa muda.
Bibit baik adalah sumber baik juga.

Belajar Tao dibagi dalam tahap ke tahap.
Carilah guru mempelajari cara pembukaannya (Tao Ying Suk).
Tak mendapatkan guru menempuh jalan kedua.
Cara semedi dipakai terpaksa.

Rohani, jasmani dan pikiran tiga bersatu.
Pendidik penggerak berpadu.
Sukma asli mendapatkan tenaga gaib gayu.
Roh jahat tak bisa menembus selubung baju.

Hidup itu adalah bersaingan.
Ketentuan-ketentuan dan kuasa (destiny) tiap hari membaru.
Tidaklah negatif bila Siu Tao (belajar ilmu Tao).
Negatif akan menyesatkan rakyat seluruh.
Siu Tao mempelajari kekuatan gaib (divine art).
Menolong manusia keluar dari kesesatan.
Menghina merusak mendatangkan malapetaka.
Sembarang bicara adalah setengah gila.

Kekuatan gaib (divine art) diumpamakan kekuatan listrik.
Mata biasa tak dapat memandang wujudnya.
Membuktikan cukup dengan cara pembukaannya (Tao Ying Suk).
Semua manusia mempunyai hasrat belajar ilmu kedewaan. (divine art Tao).

Dapat mengetahui kejadian-kejadian di dunia.
Dewa-Dewa tak perlu memperhatikan bentuk kongkrit dirinya.
Siu Tao belajar kekuatan Tao Fak (divine power).
Rejeki akan mengungguli sesama.

Di sorga ada peraturan-peraturan sorga.
Manusia ada takdirnya.
Ketemu cara mendekati Dewa-Dewa (Tao).
Nasib yang keruh dapat jernih juga.

Kaya raya seperti sekuntum bunga.
Angin salju tak mengerti apa-apa.
Bunga mekar ada waktu-waktunya.
Belajar Tao, mohon kepada Dewa-Dewa barulah akan selamat selamanya.

Kehidupan seperti biasa saja.
Giatlah jadi manusia yang berguna.
Rumah susun tinggi mula-mula dari dataran juga.
Siu Tao dapat menenangkan pikiran anda.
Kelenteng-kelenteng adalah pos-pos jalan Dewa-Dewa.
Harus singkat dan hikmat upacara-upacara.
Memohon berdasarkan kemantapan hati anda.
Sedikit barang sembahyangnya juga berfaedah.

Adu kaya memakai Hio dan lilin-lilin besar segajah.
Lebih baik berbuatlah amal kepada yang menderita.
Sembahyang menyajikan ikan dan daging diatas meja.
Tanda tidak mengerti apa kehendak para Dewa dan Budha.

Si penjaga kelenteng harus mengerti Tao (aturan-aturan / pengertian tentang Dewa-Dewa).
Jangan sembarang bicara menyesatkan tamu-tamunya.
Apalagi memakai nama Dewa-Dewa.
Berbicara tanpa pikir adalah ngawur belaka.

Ide budi beramal selalu dalam hati.
Para Dewa dan Budha tentu menyenangi.
Manusia mengejar kedudukan, umur panjang dan rejeki.
Maha Dewalah yang paling welas asih.

Siu Tao mengikuti peraturan-peraturan yang layak sehari-hari.
Rintangan akan berkurang untuk semua pekerjaan diri sendiri.
Dapat mengetahui tiga kehidupan lampau, sekarang dan kemudian hari.
Merubah nasibpun jalannya akan diberi.

Diatas landasan yang kongkrit Tao berdiri.
Ide kosong jauh dari arti inti sari.
Arti yang mendalam bukannya sukar dimengerti.
Salah menerima (salah tangkap) adalah kurang rendah hati.
Belajar Tao berguna untuk semua manusia.
Sukma-sukma asli akan naik ke sorga.
Dewa-Dewa yang menilai jasa dan dosa.
Jasanya yang tinggi ditingkatkan jadi Dewa juga.

Tak berarti lagi berbuat yang aneh-aneh (to release soul from suffering) untuk para almarhum dan almarhumah.
Jasa-jasa semuanya dilihat masa hidupnya.
Nenek moyang yang pernah Siu Tao ada yang jadi Dewa.
Anak cucu akan banyak rejekinya.

Anak cucu berbuat budi dan amal.
Jasa-jasa melebihi bertobat-tobat dan menyesal-nyesal.
Nenek moyang dapat meringankan kesalahan.
Jasanya bertambah akan dapat meningkat menjadi Dewa berawal.

Yang menentukan tingkat Dewa-Dewa adalah Yi Hwang Ta Tee (Thian Kung) Dewa Agung.
Dewa tetaplah Dewa, Agung tetaplah Agung.
Ada lagi Budha-Budha dan Busak-Busak.
Mendapat Tao (tingkatan) juga dapat duduk di istana sorga yang bergabung.

Menyebar luaskan ajaran-ajaran Tao.
Sekeluarga akan selamat dan banyak rejeki.
Soal panjang pendek usia yang dikehendaki.
Siu Tao lah dapat merubah menurut kondisi.

Usia panjang Dewa Usia (Sou Sing Kung) yang memberi.
Semua karena sehat rohani dan jasmani.
Menjalani Tao rejeki dan kedudukan menyertai.
Sukma asli akan hidup abadi (eternal life).

Sandang pangan dengan pondokan dan jalan.
Tak dapat dihindari dalam keduniawian.
Rajin dan hemat pokok penghidupan.
Berkembang biak anak cucu baik-baik seluruh turunan.

Akan subur sabar keluarga.
Jahat dan kejam sukar bekerja.
Menolong orang dahulukan menolong dirinya.
Menyebar Tao adalah taman bahagia.

Tao bukan memandang matahari dan rembulan.
Matahari dan rembulan hanya benda alam saja.
Dalam tubuh manusia bersembunyi sukma-sukma.
Bagaikan manusia menghuni rumah-rumah.

Badan diumpamakan rumah.
Sedikit demi sedikit tambal dan jagalah supaya tetap kuat.
Tiap hari latihan gerak badan Tao (divine art).
Mencapai usia lanjut bukan apa-apa.

Pembawaan dapat mendengar suara Dewa-Dewa.
Lingkaran kecil melingkar menjadi besar.
Pembawaan mata gaib penglihatan.
Ribuan kilometer tak ada halangan.

Semua pekerjaan diayomi Dewa-Dewa.
Penghidupan tak akan sengsara.
Hidup manusia ada jalan yang lapang juga.
Siu Tao dapat memperpanjang usia.
aga kesehatan bagian dalam diutamakan.
Kelebihan gizi dan lemak mudah menimbulkan penyakit jadi siksaan.
Hari ulang tahun masing-masing tak makan daging-dagingan.
Tahun ke tahun dilalui dengan gampang.

Makan minum secara sederhana.
Lebih baik daripada banyak daging dan lemaknya.
Perhatikan vitamin-vitamin dan mineral-mineral secukupnya.
Tahan uji tahan lama daya bekerja.

Perumahan harus dalam keadaan bersih.
Sinar matahari dan hawa sejuk harus mencukupi.
Tidur malam hanya beberapa meter persegi.
Kerja dan istirahat janganlah melampaui batas aturlah sendiri.

Hati-hatilah berbicara dan cerdaslah berpikir.
Tiap-tiap pekerjaan sudah dibagi mendetil.
Kesalahan sedikitpun akan luas akibatnya tak berakhir.
Bersainglah cepat-cepat jangan terlambat dan terkucil.

Sopan santun (gentle) tak bergara-gara.
Dengan sungguh-sungguh giat bekerja saja.
Hati mantap mendapatkan lindungan Dewa-Dewa.
Tak terletak pada banyaknya Hio atau lilin-lilinnya.

Siu Tao (semedi) menenangkan hati sanubari anda.
Gerak diam jangan terlalu kelewat batasnya.
Mengerti Tao (peraturan-peraturan) digemari sesama.
Cepat-cepat jangan ragu hingga lewat saatnya.

Ajaib sungguh cara latih badan Thay Sang Lauw Cin Maha Dewa.
Menyehatkan badan sungguh gaib hasil-hasilnya.
Luar biasa mengherankan dunia.
Badan sehat menambah sehat pikiran pula.

Keuletan dapat mengalahkan kekerasan.
Ulet dan keras harus diseimbangkan.
Keras barulah memakai kekerasan.
Menghadapi segala haruslah memakai akal pikiran.

Betul adalah tetap betul.
Salah adalah tetap salah.
Bandel dimusuhkan bandel pula.
Aturan dihadapi aturan saja.

Membanggakan diri sering datangkan rugi.
Merendahkan diri tak hilang apapun sejari.
Kalau pandai jangan menonjol-nonjolkan diri.
Yang pandai ilmu tinggi biasanya seperti terendah tak kuat berdiri.

Seperti roda-roda berputar semuanya dalam dunia ini.
Penuh-penuh, kosong-kosong, teratur sendiri-sendiri.
Yang tak beraturan lebih rendah daripada yang tinggi.
Yang ngawur akan layu lenyap tak tahan uji.

Kekerasan adalah tetap kekerasan (kekuasaan).
Peraturan adalah tetap peraturan.
Peraturan didampingi kekuasaan.
Cerdaslah yang paling ampuh menguasai peranan.
Harus duduk bersila waktu berlatihnya.
Belajar Tao mumpung masih muda belia.
Tiap hari latihan divine art Dewa-Dewa (Thay Shang Sen Kung).
Tak berpenyakit ringan badan anda.

Hidup selalu banyak rintangan.
Dapat berpikir adalah bawaan manusia.
Bebas duniawi berarti sudah habis nyawanya.
Mengerti Tao buah pikiran terbuka.

Banyak rintangan usaha-usaha.
Buanglah kecemasan dan nyanyikanlah lagu-lagu Tao saja.
Belajar hingga dapat berdialog dengan Dewa-Dewa.
Dewa-Dewa tentu lebih perhatian padanya.

Hidup dikarenakan bernyawa.
Latihan Tao (divine art) untuk lindungi anda.
Sehatkanlah badan dan sayangilah nyawa.
Manusia harus memperhatikan rohaniah dan jasmaniah.

Sehari tiga kali santapan hanya karena ingin kenyang saja.
Pesiar melihat-lihat tambah pengetahuan baru yang berguna.
Mode baju karena jaman dapat dirombak ubah.
Asal masuk diakal boleh saja diperbaharui.

Sebatang Hio lambang selamat jaya.
Menghadap Dewa sujudlah diatas kepala.
Menghadap lainnya didepan dahi dan didepan dada.
Dua tangan sungkem didepan atau satu saja terang cara-caranya.

Cara melihat mahluk gaib


Saya yakin diantara para pembaca ada yang pernah melihat yang namanya makhluk ghaib seperti hantu,jin dll ,dan mungkin ada juga beberapa dari kalian yang belum pernah melihatnya dan pengen tau gimana cara ngeliatnya . Kali ini saya akan menshare beberapa cara melihat makhluk ghaib(dalam hal ini setan dan jin)…berikut saya akan postingkan beberapa cara dari berbagai sumber terkait…

Cara 1 :
Ambil sekepal terasi asli (gak pake formalin) terus bakar terasi tersebut di tempat yang biasanya dibilang angker. Kalo ditempat tersebut bener2 ada penunggunya biasanya gak berapa lama akan nongol. Harap berhati-hati kalo dah nongol soalnya mereka (jin) nongol dalam keadaan marah. Gimana gak marah terasi kan bau bgt Geto Loch. Dalam melakukan tata cara ini diharapkan dalam keadaan tidak berbicara.

Cara 2:
siapkan kapur (kapur sirih) dan kunyit. kemudian kunyit dicuci bersih,diparut, dan diolah dengan kapur sirih sampai merata (kaya bikin adonan). Setelah selesai, oleskan adonan tadi dari ujung alis kiri sampai ujung alis kanan, dan merata sampai kelopak mata atas. Oleskan setiap malam Jumat Kliwon sebelum tidur, esok harinya bersihkan dengan air biasa. Perlu 40x Jumat Kliwon utk melihat dengan jelas si makhluk gaib.

Cara 3 :
Ambil hati monyet yang masih segar secukupnya terus bakar hati tersebut menjadi arang, tumbuk sampai menjadi halus. Setelah itu oleskan bubuk arang tersebut ke kedua kelopak mata anda. Biasanya setelah itu anda akan lgs melihat hal yang tidak terlihat oleh mata biasa.

Cara 4:
Bagi yang sudah benar-benar bertekad, coba gunakan cara ini. Carilah sebuah rumput namanya Rumput Sulanjana dan adas pulasari (adas bisa beli di toko jamu jawa atau tempat beli kembang untuk nyekar ), cara mengolah dan pakainya sama dengan cara pertama. klau cara ini 1x oles langsung jadi!!, Kalau berani silahkan coba praktekkan.

Cara 5 :
Bakar kemenyan arab + hio cina ditempat yang dianggap angker. Jangan berbicara dalam melakukannya.

Cara 6 :
Rentangkan kaki anda terus jongkok. Lihatlah kebelakang diantara kedua kaki anda yang sudah terentang tadi. Apabila terlihat penampakan jangan sekali-kali anda berbalik badan untuk melihatnya. Apablia anda melakukannya maka makhluk tersebut akan berada cuman 5 cm dari hadapan anda dan walhasil bisa membuat anda blingsatan (sawan). Apabila anda takut anda bisa berjalan dengan membelakangi makhluk tersebut sambil membaca doa., kalau tidak anda akan terus diikuti kemana pun anda pergi.

Cara 7 :
Anda tidak menggunakan sehelai benang pun dan berada sendiri di tempat yang anda anggap angker. Cara ini sangat tidak saya anjurkan, soalnya kalau kepergok satpam ntar dikira orang gila. Pake aja cara yang lain. Kan masih banyak tuh..

Cara 8 :
Bermain jelangkung lengkap dengan menyanyikan lagu ritualnya,dilakukan dengan tenang.

Cara 9 :
Gunakan payung. Buka payung anda dan anda berteduh dibawahnya. lakukan sendiri dan dimalam hari.

Cara 10 :
Buang kucing hitam kekebon/kehutan

Cara 11 :
Lakukan secara berdua. Anda dan teman anda bercerita masalah hantu di tempat yang anda anggap angker. Biasanya selama anda bercerita makhluk2 halus senang sekali mendengarkan cerita mengenai meraka. Biasanya mereka ada di belakang orang yang bercerita.

Cara 12 :
Bercermin dengan memegang sebatang lilin yang menyala di kegelapan.

Cara 13 :
Gunakan minyak pemanggil makhluk halus. Banyak dijual di pasar.
Cara ini 50-50. Kadang muncul kadang tidak.

Cara 14 :
Bagi anda yang ingin merekam atau melihat dengan benda berteknologi,coba ambil gambar ditempat yang anda anggap angker,foto sebanyak2nya.mungkin disalah satu foto ada makhluk tersebut.

Cara 15 :
Sebuah transplantasi kornea dari donor yang psikis(mempunyai kekuatan supranatural)

Cara 16 :
Letakkan bantal ,selimut didalam lemari pakaian yang kosong,tutup.lalu tunggu beberapa saat.

Cara 17:
Mencoba bunuh diri ketika hamil.

Cara 18:
Bersiul diwaktu malam,dapat memanggil makhluk2 ghaib.

Cara 19:
Berendam pada pantai pelabuhan ratu pada malam2 yang ditentukan.

Cara 20:
Menyanyi tembang jawa sambil menyisir di depan cermin.

Cara 21:
Mengambil tanah kuburan yang masih baru,dan diusapkan kekelopak mata.

Cara 22:
Roh bermain permainan Glass (mirip dengan papan Ouija Barat).

Cara 23:
Tapping sumpit mangkuk kosong dengan makanan yang cukup untuk tiga di persimpangan untuk menarik roh lapar.

Cara 25:
Bermain petak umpet di tengah malam sambil memegang kucing hitam.

Cara 26:
Mengusap kotoran dari kuburan di sekitar mata Anda.

Cara 27:
Membuka payung sementara di dalam ruangan.

Cara 28:
Menyikat rambut Anda di tengah malam sambil menatap ke cermin.

Cara 29:
Membungkuk di atas dan mencari di antara kaki Anda (CI LUK BA !! ada siapa di belakang punggungmu ? hiiii!!!).

Cara 30:
Berdandan sementara menggunakan pakaian pemakaman tidur. Hantu akan percaya bahwa anda adalah salah satu dari mereka.

Cara 31:
Sediakan yuyu didalam baskom.

Cara 32 :
Membakar sate gagak,dapat memanggil genderuwo yang lapar.

Cara 33:
(bagi yang muslim) :
Baca Ya Baathin 9x putaran tasbih yang jumlahnya 99 buah berarti 900x di malam hari di kamar yang gelap dan sunyi. Pejamkan mata dan pandang terus pangkal hidung sampai ada berkas cahaya berwarna-warnii,biasanya pada putaran ke-8 sudah terlihat cipratan cahaya, setelah putaran ke 9 terlihat jelas lingkaran cahaya putih bersinar, baca terus Yaa Baathinu perlahan-lahan sampai cahaya tadi hilang dengan sendirinya. Cara ini diamalkan selama 1 minggu.

Mengenai kebenaran cara2 diatas merupakan adalah hasil pencarian saya,sekaligus beberapa pengalaman pribadi jadi mungkin bisa berarti benar,tapi tergantung hoki juga sih…..bagi yang merasa belum kuat jangan mencoba2,bisa2 bahaya lohhh……n bagi yang mau mencoba silahkan!!!(jangan salahin saya kalo kenapa2)